Selasa, 12 Agustus 2014

Sosok Salah Satu Anak Jalanan

Sosok Salah Satu Anak Jalanan di Master


Iyend merupakan salah satu anak jalanan yang biasa mengamen setiap harinya. Dia tinggal di Tebet bersama kedua orang tuanya. Kini usianya sudah 17 tahun. Dia memiliki seorang adik yang masih kecil bernama Anisa, umurnya 5 tahun. Terkadang hasil mengamennya dibuat jajan untuknya dan adiknya. Dia sangat menyayangi adik kecilnya itu.
Meskipun setiap harinya Iyend mengamen, dia tetap sekolah. Dia sekolah di Yayasan Masjid Terminal (Master) yang berada di dalam terminal Depok. Sekolah itu memang khusus untuk anak-anak jalanan di sekitar Depok. Bahkan ada beberapa anak jalanan yang dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.
Iyend bercita-cita ingin menjadi seorang fotografer. Dia sangat menyukai dunia forografi, terlebih lagi foto-foto dan semacamnya. Memang dia tidak memiliki kamera, dan citacitanya itu mungkin mustahil bagi anak jalanan sepertinya. Akan tetapi, dia tidak mau menyerah begitu saja. Dia terus belajar dengan sungguh-sungguh, agar cita-citanya itu bukanlah mimpi lagi untuknya. Baginya, dengan menjadi fotografer, dia bisa memotret apa saja yang dilihat dan dialaminya. Dia bisa mengabadikan segala hal yang ada dalam kehidupan ini hanya dengan memotretnya menjadi sebuah foto yang bermakna dan berharga.
Kegiatan sehari-harinya sekolah dari jam 7-12 siang. Dia sekolah dari hari Senin-Sabtu. Sekolahnya sudah seperti sekolah pada umumnya. Kemudian dia nongkrong dengan teman-teman anak jalanan yang lain. Sekitar jam 1 baru mengamen. Terkadang ngamen sendirian atau bareng beberapa teman lainnya. Bahkan pernah mengamen ramai-ramai. Memang anak-anak jalanan yang sekolah di Master itu sudah dekat dan akrab sekali. Mereka sudah seperti keluarga. Dia mengamen hanya sampai habis Magrib. Setelah itu dia langsung kembali lagi ke yayasan master. Dia tinggal di asramanya. Sekolah master ini juga mempunyai asrama untuk anak-anak jalanan yang ingin tinggal di sini, apalagi rumahnya jauh dari sekolah itu. Anak jalanan di sekolah Master ini bukan hanya dari Depok, tapi ada juga dari Pasar Minggu, Bekasi, Bandung. Sekolah ini cukup luas karena mencakup semua tingkat, yaitu TK, SD, SMP, SMU. Dan yang kuliah, biayanya bisa dibiayai dari beasiswa di perguruan-perguruan tinggi negeri.
“Karena dari Yayasan Master, bila ada yang ditangkap petugas pasti dibebaskan dan dibolehkan mengamen. Itu juga kalau tidak negatif yang dilakukannya. Tapi kalau negatif, tidak akan dibebaskan dan harus tanggung sendiri. Yayasan tidak bisa membantu karena itu kesalahannya sendiri dan di sekolah juga tidak pernah diajarkan seperti itu.”
Penghasilan Iyend paling sedikit dalam seharinya hanya mendapat 10 ribu, dan paling banyak 50 ribu. Ibu Iyend memang bekerja, tapi penghasilannya tidak bisa mencukupi semuanya. Ibunya hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Iyend tidak tega dengan orang tuanya yang harus bekerja banting tulang untuk keluarganya, tetapi uang yang didapatkan tak sepadan dan hanya sedikit. Hati Iyend tergerak untuk membantu orang tuanya. Dengan mengamen setidaknya dia bisa menambah-nambah penghasilan dan membantu orang tuanya. Itulah hal mulia yang dapat dia berikan sebagai anak kepada orang tua yang telah melahirkan dan merawatnya dari kecil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar