Sosok Salah
Satu Anak Jalanan di Master
Iyend merupakan salah satu anak jalanan yang biasa mengamen setiap
harinya. Dia tinggal di Tebet bersama kedua orang tuanya. Kini usianya sudah 17
tahun. Dia memiliki seorang adik yang masih kecil bernama Anisa, umurnya 5
tahun. Terkadang hasil mengamennya dibuat jajan untuknya dan adiknya. Dia
sangat menyayangi adik kecilnya
itu.
Meskipun setiap harinya Iyend mengamen, dia tetap sekolah. Dia
sekolah di Yayasan Masjid Terminal (Master) yang berada di dalam terminal Depok.
Sekolah itu memang khusus untuk anak-anak jalanan di sekitar Depok. Bahkan ada beberapa
anak jalanan yang dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.
Iyend bercita-cita ingin menjadi seorang fotografer. Dia sangat
menyukai dunia forografi, terlebih lagi foto-foto dan semacamnya. Memang dia
tidak memiliki kamera, dan citacitanya itu mungkin mustahil bagi anak jalanan
sepertinya. Akan tetapi, dia tidak mau menyerah begitu saja. Dia terus belajar dengan
sungguh-sungguh, agar cita-citanya itu bukanlah mimpi lagi untuknya. Baginya,
dengan menjadi fotografer, dia bisa memotret apa saja yang dilihat dan
dialaminya. Dia bisa mengabadikan segala hal yang ada dalam kehidupan ini hanya
dengan memotretnya menjadi sebuah foto yang bermakna dan
berharga.
Kegiatan sehari-harinya sekolah dari jam 7-12 siang. Dia sekolah
dari hari Senin-Sabtu. Sekolahnya sudah seperti sekolah pada umumnya. Kemudian
dia nongkrong dengan teman-teman anak jalanan yang lain. Sekitar jam 1 baru
mengamen. Terkadang ngamen sendirian atau bareng beberapa teman lainnya. Bahkan
pernah mengamen ramai-ramai. Memang anak-anak jalanan yang sekolah di Master itu
sudah dekat dan akrab sekali. Mereka sudah seperti keluarga. Dia mengamen hanya
sampai habis Magrib. Setelah itu dia langsung kembali lagi ke yayasan master.
Dia tinggal di
asramanya. Sekolah master ini juga mempunyai asrama untuk anak-anak
jalanan yang ingin tinggal di sini, apalagi rumahnya jauh dari sekolah itu.
Anak jalanan di sekolah Master ini bukan hanya dari Depok, tapi ada juga dari
Pasar Minggu, Bekasi, Bandung. Sekolah ini cukup luas karena mencakup semua
tingkat, yaitu TK, SD, SMP, SMU. Dan yang kuliah, biayanya bisa dibiayai dari
beasiswa di perguruan-perguruan tinggi
negeri.
“Karena dari Yayasan Master, bila ada yang ditangkap petugas pasti
dibebaskan dan dibolehkan mengamen. Itu juga kalau tidak negatif yang
dilakukannya. Tapi kalau negatif, tidak akan dibebaskan dan harus tanggung
sendiri. Yayasan tidak bisa membantu karena itu kesalahannya sendiri dan di
sekolah juga tidak pernah diajarkan seperti itu.”
Penghasilan Iyend paling sedikit dalam seharinya hanya mendapat 10
ribu, dan paling banyak 50 ribu. Ibu Iyend memang bekerja, tapi penghasilannya
tidak bisa mencukupi semuanya. Ibunya hanya bekerja sebagai pembantu rumah
tangga. Iyend tidak tega dengan orang tuanya yang harus bekerja banting tulang
untuk keluarganya, tetapi uang yang didapatkan tak sepadan dan hanya sedikit.
Hati Iyend tergerak untuk membantu orang tuanya. Dengan mengamen setidaknya dia
bisa menambah-nambah penghasilan dan membantu orang tuanya. Itulah hal mulia
yang dapat dia berikan sebagai anak kepada orang tua yang telah melahirkan dan merawatnya
dari kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar